Dapatkan banyak ilmu pengetahuan, tips dan trik, materi pembelajaran, berita terbaru, serta artikel menarik lainnya disini.

Breaking

Saturday, May 5, 2018

Archaebacteria dan Eubacteria (Kelas X Biologi)

        Setelah Carl Woose melakukan analisis molekular, maka Archaebacteria yang semula dikelompokkan dengan Eubacteria dalam Kingdom Monera sekarang menjadi kelompok yang terpisah. Sekarang Kingdom Monera tidak dipakai lagi dan sebagia gantinya muncul kingdom Archaebacteria dan Eubacteria.

         Archaebacteria dan Eubacteria dibedakan berdasarkan perbedaan genetiknya. Sementara persamaan ciri Archaebacteria dan Eubacteria dalam hal keduanya tidak memiliki membran inti sel sehingga disebut organime prokariotik.

A. Archaebacteria

Archaebacteria merupakan kelompok mikroorganisme yang dapat hidup beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim, seperti kadar gaam yang tinggi, suhu yang tinggi, asam, dan menghasilkan gas metan.

1. Ciri-Ciri Archaebacteria

  • bersifat prokariotik dan uniseluler,
  • memiliki ukuran 0,1-15 mikrometer,
  • berbentuk batang, spiral, kokus, dan berbentuk tidak tetap,
  • dinding sel mengandung lipid tidak mengandung peptidoglikan,
  • terdiri dari satu sel, berkoloni, atau berbentuk filemen,
  • hidup pada lingkungan ekstrim, seperti dasar laut, gunung berapi.

2. Klasifikasi Archaebacteria

Berdasarkan habitatnya Archaebacteria dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :

A. Metanogen adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, serta di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2. Contoh: Lachnospira multiporus (memecah pektin), Succinomonas amylolytica dan Ruminococcus albus (memecah selulosa).

B. Termoasidofil, hidup dilingkungan yang bersuhu tinggi dan bersifat asam, contoh Sulfolobus yang hidup pada mata air yang panas Yellow Stone National Park dan Thermoplasma hidup pada kadar asam tinggi.

C. Halofil adalah Archaebacteria yang hidup pada habitat yang berkadar garam tinggi 12 – 15% (sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%). Contoh: genus Halobacterium, Halorubrum, Halococcus, dan Haloarcula.

3. Peranan Archaebacteria

Peranan Archaebacteria tercantum sebagai berikut :

  • Digunakan industri untuk mengubah amilum menjadi dekstrin.
  • Berperan sebagai pegurai yang dapat menguraikan limbah-limbah penyebab pencemaran
  • Menghasilkan gas metana atau biogas sebagai bahan bakar alternatif
  • Menghasilkan enzim yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam deterjen

B. Eubacteria

Eubacteria dibedakan menjadi dua macam, yaitu bakteri dan Cyanobacteria.

1. Bakteri

a. Ciri-Ciri Bakteri

  • Habitat diberbagai lingkungan baik air, tanah, udara maupun makhluk hidup lain.
  • Bersifat uniseluler dan hidup secara sendiri (soliter) dan berkoloni.
  • Cara hidupnya adan yang bersifat heterotrof maupun autotrof.
  • Bersifat prokariotik, yaitu tidak mempunyai membran inti.
  • Dinding sel tersusun atas peptidoglikan, sehingga bentuk selnya relatif tetap.
  • Pada kondisi lingkungan yang buruk membentuk endospora, yaitu spora yang memiliki dinding tebal untuk melindungi diri bakteri pada lingkungan yang buruk.
  • Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. Secara sksual yang disebut pada seksual melalui rekombinasi gen (pertukaran materi genetik), yaitu transformasi (spontan), transduksi (bantuan virus), dan konjugasi.

b. Klasifikasi Bakteri

  • Penggolongan bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanan.
  • Bakteri Heterotrof, yaitu bakteri yang tidak dapat menyusun makanan sendiri, sehingga bersifat saprofit dan parasit.
  • Bakteri autotrof, yaitu bakteri yang dapat menyusun makanan sendiri dengan memanfaatkan energi cahaya matahari (fotoaotutrof) dan energi kimia (kemautotrof).
  • Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen.
  • Bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas.
  • Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk mendapatkan energi.
  • Penggolongan bakteri berdasarkan bentuknya.
  • Bentuk Batang (bacillus)
  • Monobasil, yaitu berbentuk basil tunggal, contohnya Salmonella Typhosa.
  • Diplobasil, yaitu berbentuk batang bergandengan dua-dua.
  • Streptobasil, yaitu berbentuk bergandengan seperti rantai, contohnya Bacillus Anthracis.
  • Bentuk bulat (coccus)
  • Monococcus, yaitu berbentuk bulat satu-satu.
  • Diplococcus, yaitu bergandengan dua-dua.
  • Streptococcus, yaitu bergandengan bulat seperti rantai.
  • Sarcina, yaitu bentuk bulat yang mengelompok membentuk kubus.
  • Stafilokokus, yaitu benttuk bulat yang bergerombol seperti anggur.
  • Bentuk Spiral (Spirilum)
  • Spiral berbentuk bengkok.
  • Spiroseta, yaitu spiral yang berbentuk halus dan lentur.
  • Penggolongan bakteri berdasarkan letak flagelanya.
  • Atrik adalah bakteri yang mempunnyai flagela.
  • Monotrik adalah bakteri yang memiliki satu flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
  • Lofotrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
  • Amfitrik adalah bakteri yang mempunyai flagela pada kedua ujung selnya, baik flagela tunggal maupun berkelompok.
  • Peritrik adalah bakteri yang memiliki flagela tersebar diseluruh permukaan sel.

c. Peranan Bakteri

  • Peranan bakteri yang menguntungkan
  • Lactobacillus casei, digunakan dalam proses pembuatan keju.
  • Acetobacter xylinum, berperan dalam pembuatan nata de coco.
  • Escherichia coli, hidup di usus besar manusia yang membantu pembusukan makanan dan menghasilkan vitamin K yang membantu proses pembekuan darah.
  • Rhizobium bersimbiosis pada akar tumbuhan polong-polongan untuk mengikat nitrogen.
  • Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen.
  • Peranan bakteri yang merugikan
  • Clostridium tetani, penyebab tetanus
  • Salmonella typhosa, penyebab tyfus.
  • Vibrio vholerae, penyebab kolera.
  • Shigella dysenteriae, penyebab disentri.
  • Mycobacterium tuberculosis, penyebab TBC.
  • Aspergillus flavus, merusak biji kacang-kacangan dan menghasilkan racun aflatoksin.

2. Cyanobacteria

       Cyanobacteria berbentuk benang, bersifat prokariotik, yaitu tidak memiliki membran inti. Cyanobacteria tidak memiliki alat gerak. Cyanobacteria memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Reproduksi Cyanobacteria dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, pembentukan hormogonium, danakinet.
       Cyanobacteria ada yang memiliki peranan yang menguntungkan, misalnya Azola pinnata yang dapat menyuburkan tanah. Cyanobacteria yang merugikan, misalnya Anabaena flosaquae dan Microcytis yang dapat menyebabkan kematian makhluk hidup dalam air.

Credit For : Biologi-SMA (Playstore)


No comments:

Post a Comment